Antara Angel Lelga, Najwa Shihab dan Partai politik.

139049084049677440 Foto kreasi dari sumber yang jelas.
Antara Angel Lelga, Najwa Shihab dan Partai politik.
( Jawaban terhadap Tulisan “ Belajar Politik kepada Angel Lelga )
Mata Najwa dengan nara sumber Angel Lelga membuka sebuah tabir kebodohan yang selama ini menyelimuti kehidupan Politik di Negeri ini. Dari berbagai sumber media yang mengangkat perilaku Najwa Shihab dalam membantai Angel Lelga sebagai salah seorang Caleg dari Partai Persatuan Pembangunan mendapat berbagai pendapat dan komentar yang akhirnya menjurus pada penghakiman terhadap para Caleg yang dianggap tidak mempunyai kompetensi.
Kemudian dikaitkan dengan Mutu Dewan Perwakilan Rakyat yang dianggap sangat rendah gara-gara Partai Politik yang menempatkan wakil-wakilnya yang dianggap kurang bermutu di Lembaga Legislatif. Benarkah demikian?
Lembaga Legislatif itu sebenarnya hanya medan voting. Siapa pemilik suara terbanyak, maka partai Politik itulah pemenangnya. Voting yang mendasari setiap keputusan membawa Partai Politik menyusun strategi dalam menyusun pencalonan kader sebagai anggota Legislatif.
Marilah kita singkap sebuah kenyataan , partai kecil seperti Hanura dulu mempunyai seorang Akbar Faisal ( sebelum hijrah ke Nasdem ) sementara PPP mempunyai seorang Ahmad Yani dan PKS mempunyai seorang Fahri Hamzah.tiga tokoh dari Partai Kecil di Komisi III yang tidak kalah dibanding dari GOLKAR, maupun Demokrat, lepas dari rasa senang maupun tidak senang.
Kalau kemudian kita sering dihadapkan pada satu kenyataan adanya sebagian besar dari anggota Dewan yang nyaris terhormat yang jauh dari ktriteria bermutu, itu bukan tidak disengaja. Hampir dipastikan apa yang dilakukan Partai Politik dalam menjaring calon Legislatif dibagi kurang lebih dibagai dalam tiga katagori.
Katagori satu adalah pencalonan kader utama Partai Politik dengan komposisi kurang lebih 30 % biasanya diisi para pengurus Pusat dan kalangan akademisi. Katagori kedua dengan komposisi sekitar 30% sampai 40 % akan dimasukkan tokoh-tokoh masyarakat dan kalangan artis dengan harapan dapat mendulang suara, tak peduli apakah calon mereka akan mampu berargumentasi di DPR, yang penting adalah kesetiaan mereka terhadap keputusan Partai dan mampu menunjukkan jari saat Voting.Katagori ketiga dengan jumlah antara 30 % sampai 40 % pula akan diisi kalangan pengusaha dan mereka yang menjadi Anggota Dewan hanya untuk mengejar harga diri yang siap menjadi donatur Partai.
Pencalonan Angel Elga dan banyak artis sebagai Caleg di hampir semua Partai Politik bukannya tidak diperhitungkan masak-masak oleh Partai Politik. Apa lagi untuk memenuhi persyaratan 30 % Caleg Partai Politik adalah Perempuan, mendorong Partai Politik untuk berebut artis yang dianggap dapat mendulang suara selain sebagai pelengkap persyaratan 30 % perempuan.
Itulah mengapa hampir semua Partai Politik tidak menghendaki dan tidak melakukan Fit and Proper Test secara terbuka bagi calon-calon Legislatif yang diusung.
Mengapa Najwa Shihab memilih Angel Lelga menjadi salah satu sasarannya?
1. Karena Angel Lelga mewakili artis yang bergabung dalam Partai Politik berlabel Partai Islam.dengan latar belakang kehidupan artis yang jauh dari nilai-nilai Islam.
2. Karena Najwa Shihab sudah begitu yakin bahwa kemampuan akademis Angel Lelga jauh dari cukup untuk direpresentasikan sebagai seorang wakil rakyat.
3. Menjauhkan para pemilih rasional dari Partai Politik yang mengusung nama Islam.
Apa artinya seorang Angel Lelga untuk dijatuhkan namanya ? Tujuan Najwa pasti bukan hanya seorang Angel Lelga.
Kembali pada komposisi Caleg yang diusung Partai Politik, sengaja penulis paparkan disini untuk membuka wawasan sebagian besar komentator tulisan “ Belajar Politik Pada Angel Lelga “ yang ternyata banyak yang masih awam terhadap pola pikir sebuah Partai Politik..
Dari 560 kursi yang ada di Senayan ternyata hanya tidak lebih dari 200 kursi yang dimanfaatkan oleh Partai-Partai Politik untuk menempatkan orang-orang terbaiknya. Selebihnya akan ditempatkan orang yang mampu mendulang suara dan cukup setia pada Partai kemudian mengacungkan tangan saat dilakukan voting.
Maka jangan heran kalau banjyak kursi kosong pada saat sidang paripurna dan kemudian kursi hanya terisi saat dilakukan voting. Itulah juga mengapa saat sidang komisi hanya didominasi oleh satu atau dua orang yang mewakili masing-masing Fraksi sedangkan anggota komisi lainnya hanya menjadi pendengar dan mengacungkan tangannya saat dilakukan voting untuk menentukan satu keputusan dalam sidang Komisi.
Ternyata jumlah anggota Dewan dengan kemampuan akademis dan kematangan empiris yang sangat terbatas seperti Angel Lelga, jumlahnya dua kali lipat dibanding dengan Anggota Dewan yang sekelas dengan Ahmad Yani, Akbar Faisal, Maruarar Sirait maupun Sutan Batoegana.

Comments

Popular posts from this blog

Kebenaran Toruk Makto, Naga, dan Garuda

Ciri-Ciri Cabe-Cabean dan Cara Mengenalinya

Jiahh, Pengumuman Seleksi CPNS K2 Di Undur Bulan Depan