Tingkah Laku Cabe-Cabean
Psikolog dan pemerhati dunia anak, Tika Bisono, menjelaskan bahwa fenomena ini sebenarnya kejadian alami yang harus dilewati para remaja, tapi dalam kasus ini hasilnya negatif. Ia menganggap pada fase ini remaja sedang dalam tahap influence atau tertular dengan apa yang terjadi di lingkungan.
"Remaja memang saatnya untuk berubah. Filosofi remaja sendiri adalah menjadi sosok yang lebih berkuasa atas dirinya sendiri. Wajar jika mereka sedang mencari pilihan mau jadi orang yang seperti apa. Fenomena ini menunjukkan bahwa pilihan yang paling dominan saat ini ya jadi cewek cabe-cabean," kata Tika saat diwawancarai oleh Tempo, Selasa, 7 Desember 2014.
Tika menilai fenomena ini juga bisa dibilang sebagai pengakuan jati diri mereka pada kelompok pertemanan si remaja. Mencoba hal baru, dalam hal ini negatif, menjadi kepuasan sendiri bagi si remaja. Pengakuan untuk identitas dirinya.
"Biasanya dalam kelompok tersebut ada aturan yang harus dilakukan kelompok anggotanya. Jadi, ketika seorang remaja tak mau melakukannya, mereka akan dianggap culun atau cemen," kata Tika.
Selain itu, menurut Tika, para remaja cabe-cabean ini sedang berada dalam dua pilihan, berani atau tidak. Semakin menantang, semakin dilihat. "Kalau berani, berarti mereka bisa jadi panutan untuk teman-temannya. Jadi disegani," kata Tika.
Comments
Post a Comment